D A F T A R I S I
H a l
Daftar Isi ……………………………………………………………………... | 1 | |
B A B I | LANDASAN TEORI DAN ANATOMI FISOLOGI KELENJAR ENDOKRIN, HORMON, ORGAN REPRODUKSI WANITA | 2 |
Hormon …………………………………………………………….. | 5 | |
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita ……………………... | 6 | |
B A B II | PENGARUH HORMONE TERHADAP WANITA DALAM SIKLUS MENSTRUASI DAN KEHAMILAN …………………... | 9 |
Pengaruh Hormon Terhadap Siklus Menstruasi ………………. | 10 | |
Sistem Reproduksi Perempuan …………………………………. | 14 | |
Sebuah Daur Kehidupan Empat Mingguan …………………… | 14 | |
Persiapan-Persiapan untuk Mempertemukan Sel Telur ……… | 17 | |
Hormon Dalam Kehamilan Dan Pengaruhnya ………………… | 21 | |
B A B III | KELUHAN PADA IBU HAMIL SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN HORMONAL …………………………………. | 25 |
Daftar Pustaka …………………………………………………………………… | 34 |
B A B I
LANDASAN TEORI DAN ANATOMI FISOLOGI KELENJAR ENDOKRIN, HORMON, ORGAN REPRODUKSI WANITA
Organ utama dari sistem endokrin adalah:
1. hipotalamus
2. kelenjar hipofisa
3. kelenjar tiroid
4. kelenjar paratiroid
5. pulau-pulau pankreas
6. kelenjar adrenal
7. buah zakar
8. indung telur.
9. Plasenta (selama kehamilan)
Kelenjar endokrin | Hormon | Fungsi |
Lobus posterior pituitari | Oksitosin | ● Merangsang pengecutan uterus ● Merangsang pengeluaran susu |
Hormon antidiuresis (ADH) | ● Merangsang penyerapan semula air di tubul ginjal | |
Hormon pertumbuhan | ● Merangsang pertumbuhanan dengan meningkatkan sintesis protein serta pemecahan asid lemak | |
Prolaktin | ● Merangsang pembentukan susu | |
Hormon perangsang tiroid (TSH) | ● Merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksina | |
Lobus anterior pituitari | Hormon perangsang folikel (FSH) | ● Merangsang perkembangan folikelGraaf dalam ovari |
● Merangsang perkembangan sperma dan testis | ||
Hormon peluteinan (LH) | ● Merangsang pengovulan dan pembentukan korpus luteum ● Merangsang rembesan hormon seks oleh ovary dan testis | |
Hormon adrenokortikotrof | ● Merangsang korteks adrenal untuk menghasilkan hormon kortisol | |
Medula Adrenal | Adrenalina dan noradrenalina | ● Meningkatkan kadar denyutan jantung dan kadar pernafasan ● Meningkatkan tekanan darah dan kadar metabolisme ● Meningkatkan aras gula darah |
Korteks adrenal | Aldosteron | ● Mengekalkan keseimbangan ion natrium dan kalsium |
Kelenjar Tiroid | Hormon Tirotropik | · Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi |
· Mengatur penggunaan oksidasi | ||
· Mengatur pengeluaran CO2 | ||
· Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan | ||
· Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. | ||
Kelenjar Paratiroid | Hormon Tiroksin | · Mengatur metabolisme fosfor |
· Mengatur kadar kalsium darah | ||
Kelenjar Timus | | · Mengaktifkan pertumbuhan badan · Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin |
Kelompok sel Langerhans sel alfa (α) dan sel beta (β) | Insulin | ● Menurunkan aras glukosa darah ● Meningkatkan penyimpanan glikogen di dalam dan hati |
Glukagon | ● Meningkatkan aras glukosa darah ● Meningkatkan penukaran glikogen kepada glukosa di hati | |
Ovari | Estrogen | ● Merangsang perkembangan organ seks perempuan pada peringkat baligh ● Merangsang perkembangan ciri seks sekunder bagi perempuan |
Progesteron | ● Menyediakan dinding uterus untuk penempelan embrio ● Merangsang perkembangan payu dara | |
Testosteron Dan Dehidroepiandrosteron | daya tahan tubuh dan libido (gairah seksual). | |
Testis | Testosteron | ● Merangsang perkembangan organ seks lelaki ● Merangsang perkembangan ciri-ciri seks sekunder lelaki ● Merangsang spermatogenesis |
Plasenta | estrogen dan progesteron | mencegah pembentukan FSH dan LH untuk mempertahankan kehamilan. |
HORMON
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pesan dari hormon sangat bervariasi, termasuk diantaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Perubahan yang dipengaruhi oleh hormone seperti :
v Perubahan Fisik ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
v Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
v Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda sebagai berikut:
1. Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan triodtironin).
2. Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen, aldosteron, dan kortisol).
3. Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
Organ reproduksi wanita terdiri dari
1. organ reproduksi dalam dan
2. organ reproduksi luar.
1. Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari :
v ovarium dan
v saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ø Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Ø Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari :
a) oviduk,
b) uterus dan
c) vagina.
a) Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
b) Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
c) Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
2. Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
B A B II
PENGARUH HORMONE TERHADAP WANITA DALAM SIKLUS MENSTRUASI DAN KEHAMILAN
Efek Hormon Terhadap Wanita
Hormon-hormon pada tubuh wanita berperan penting dalam perjalanan hidupnya termasuk pada keindahan kulit. Berikut ini adalah peran ketiga hormon utama wanita:
v Hormon Estrogen:
1. Mempertahankan fungsi otak.
2. Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
3. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan
4. (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
5. Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang
6. feminin.
7. Produksi sel pigmen kulit.
8. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur
9. normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang
10. serta mampu menahan air.
v Hormon Progesteron:
Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan kulit tetapi sedikit banyak ada pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen dan kompetitor androgen.
Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:
a. Mengatur siklus haid.
b. Mengembangkan jaringan payudara.
c. Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
d. Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.
v Hormon Androgen:
Hormon ini berfungsi untuk:
a. Merangsang dorongan seksual.
b. Merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah.
Pengaruh Hormon terhadap Siklus Menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi.
Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi.
Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu
· fase menstruasi,
· fase pra-ovulasi,
· fase ovulasi,
· fase pasca-ovulasi.
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron.
Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal :
- Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
- Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
- Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
- Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron
- Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
- Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
- Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi
- Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya
Sistem Reproduksi Perempuan
Organ terpenting dalam sistem reproduksi perempuan adalah indung telur, yang masing-masing beratnya 10-20 gram. Indung telur membuat sel telur yang merupakan setengah dari setiap orang yang baru lahir (setengah lainnya terbentuk dari sel sperma yang berasal dari tubuh laki-laki).
Fungsi lain indung telur adalah menghasilkan hormon-hormon seksual. Inilah fungsi yang sangat penting karena hormon-hormon ini menjadikan tubuh seorang anak menjadi perempuan.
Hormon-hormon seksual menghasilkan tubuh perempuan, misalnya, membuat tulang panggul melebar karena pada masa kehamilan ini akan memberikan ruang yang dibutuhkan bayi dalam rahim ibunya.
Selain itu, pada perempuan, penumpukan lemak di pinggul dan paha lagi-lagi hasil pengaruh hormon estrogen secara fisik. Peningkatan jumlah lemak diatur khusus untuk menyimpan tenaga yang akan dibutuhkan di masa kehamilan dan produksi susu.
Hormon-hormon seksual menyebabkan pembentukan suara tinggi pada perempuan dan suara rendah pada laki-laki.
Bahwa hormon-hormon perempuan tak dilepaskan hingga usia tertentu merupakan sebuah kearifan luar biasa. Hormon-hormon perempuan berperan saat tubuh perempuan beranjak dewasa secara mental dan fisik; yaitu, saat dapat mengandung bayi dan berkecerdasan serta kedewasaan untuk mengasuhnya Pengaturan ini tentunya satu lagi bukti bahwa manusia telah diciptakan menurut rencana yang pasti.
Sebuah Daur Kehidupan Empat Mingguan
Setiap empat minggu di dalam tubuh perempuan sehat, sebuah persiapan menyeluruh dilakukan. Persiapan ini diadakan oleh sel-sel di dalam tubuh perempuan untuk melahirkan manusia baru ke dunia.
|
Indung telur yang dihasilkan homon seksual perempuan. |
Seperti seorang ibu memerhatikan semua kebutuhan anaknya, kesehatan dan perkembangannya, serta membuat rencana jangka panjang baginya, sel-sel yang membentuk organ-organ reproduksi ibu juga menunjukkan perhatian yang sama kepada sel-sel telur. Untuk memastikan terjadinya pembuahan sel telur, sel-sel ini menjalankan sebuah rencana jangka panjang, dan faktor terpenting yang paling mempengaruhi rencana ini adalah hormon.
Sebelum daur empat minggu ini, kelenjar pituitari melepaskan hormon LH. Setelah meninggalkan kepala, hormon ini menempuh perjalanan panjang melalui aliran darah dan mencapai indung telur. Kini tiba saatnya bertindak bagi indung telur.
Di dalam indung telur, ada ribuan sel telur yang belum masak. Dengan pengaruh homon LH dari kelenjar pituitari, sebagian sel telur ini mulai masak. Biasanya, hanya satu dari sel-sel yang sedang berkembang ini yang menjadi benar-benar masak dan dilepaskan dari indung telur sebagai sel telur. (Jika dua sel dilepaskan dan masing-masing dibuahi, terlahirlah anak kembar).
Sel telur di dalam proses perkembangan dengan lapisan-lapisan sumber gizi penutupnya disebut "folikel". Hormon FSH yang dikirimkan oleh kelenjar pituitari berpengaruh besar pada folikel, sehingga tiba-tiba menyebabkannya menghasilkan sebuah molekul khusus. Molekul ini disebut hormon estrogen.
Mari kita tinjau sejenak fungsi-fungsi hormone esterogen :
1. Salah satu tujuan hormon estrogen adalah "rahim". Inilah tempat telur yang telah dibuahi berada, membelah, dan bertumbuh. Pengaruh estrogen menyebabkan rahim mempersiapkan diri bagi kehamilan; ketebalan dindingnya meningkat 3-4 kali dan dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Jika pembuahan terjadi pembuluh-pembuluh ini akan mengirimkan gizi yang dibutuhkan.
Ini sebuah keajaiban karena folikel yang sedang berkembang tak dapat mengira-ngira masa depan sel yang ada di dalamnya, tetapi mengambil langkah-langkah yang diperlukan bagi kebutuhan gizi sel telur di masa depan. Folikel juga memastikan bahwa persiapan dilakukan di dalam rahim tempat telur akan dilindungi.
2. Di bawah pengaruh estrogen, otot-otot dalam rahim mulai terbentuk dan kekuatannya bertambah. Ini langkah yang diambil untuk melindungi tempat diletakkannya sel telur jika terjadi pembuahan.
3. Pertumbuhan di dalam payudara perempuan pada masa pertumbuhan terkait erat dengan pengaruh estrogen. Estrogen meningkatkan penimbunan lemak di dalam payudara, pada saat yang sama, memastikan terjadinya pelipatgandaan kelenjar susu.Semua persiapan ini menjamin bayi mendapat makanan dari ibunya.
4. Pembentukan bagian-bagian tubuh khusus perempuan lainnya juga terjadi sebagai akibat pengaruh estrogen. Yang menarik adalah kenyataan bahwa estrogen menyebabkan pertumbuhan payudara perempuan, namun tak pernah menyebabkan pembesaran daerah pundak kecuali pada kasus-kasus luar biasa (yang memberi perempuan potongan tubuh yang kelaki-lakian).
Estrogen juga menghasilkan suara tinggi khas perempuan dan bukan suara laki-laki. Estrogen mengetahui jenis suara seperti apa yang harus dihasilkan dan cara membentuk suara perempuan. Pemahat yang membentuk sifat khusus tubuh perempuan adalah "estrogen".
5. Pada saat yang sama, estrogen memperantarai pembuahan. Pada akhir minggu kedua, di saat yang tepat untuk pembuahan telur, jumlah estrogen di dalam darah meningkat tajam. Ini menyebabkan pelepasan cairan khusus dari rahim ke vagina. Cairan ini menangkap sel reproduksi laki-laki, yaitu sperma, dan membawanya naik. Cairan ini meningkatkan gerakan sperma dan membawanya menuju sel telur.
6. Rahim ibu adalah lingkungan yang sangat mudah terinfeksi bakteri, kecuali tindakan khusus dilakukan. Ini ancaman serius pada kesehatan ibu dan bayi yang belum lahir. Estrogen menjamin penghilangan ancaman ini. Saat molekul estrogen mencapai sel-sel epitel dalam rahim ibu, sel-sel ini mulai melepaskan suatu asam. Suasana asam ini adalah lingkungan yang sesuai untuk pelipatgandaan bakteri menguntungkan (Doderlein's bacillus) dan pada saat yang sama, melindungi vagina dari infeksi.
Molekul kimiawi yang dihasilkan oleh folikel kecil bukan saja memberi bentuk bagi tubuh manusia dari ujung rambut sampai ujung kaki, tetapi juga membuat persiapan-persiapan yang diperlukan bagi manusia baru yang akan lahir. Tetapi, estrogen adalah zat tak bernyawa yang terbentuk dari penataan atom-atom. Estrogen dihasilkan oleh sel-sel tak sadar dan mempengaruhi sel-sel tak sadar lainnya. Namun, semua ini terjadi di dalam kerangka sebuah perencanaan yang menakjubkan dan tanpa cela, dan akhirnya seorang anak laki-laki atau perempuan dilahirkan.
Persiapan-Persiapan untuk Mempertemukan Sel Telur
Saat memasuki paruh kedua dari kehidupan empat-minggunya (sekitar 14 hari kemudian), telur yang sudah masak dilepaskan dari indung telur. Kini, sel-sel telur memulai perjalanannya ke rahim ibu. Ketika dibuahi di dalam perjalanan ini, sel itu memulai kehidupan baru; jika tidak dibuahi, akan mati dan dikeluarkan dari tubuh.
Ketika meninggalkan indung telur dan memulai perjalannya, sel telur masih dibantu oleh bagian dalam indung telur yang ditinggalkannya dan juga oleh kelenjar pituitari yang terletak jauh darinya. Kelenjar pituitari mengetahui bahwa pelepasan sel telur membutuhkan bantuan dan melepaskan hormon khusus bernama LTH. Hormon ini bergerak melalui darah ke indung telur dan mempengaruhi sekumpulan sel di dalam indung telur yang disebut "corpus luteum", yang lalu melepaskan progesteron.
Hormon progesteron memiliki rancangan khusus dan tujuan yang sangat penting. Hormon ini, meskipun tak pernah meninggalkan indung telur dan melihat dunia di luar dirinya, mempengaruhi sel-sel yang jauh darinya, memastikan bahwa sel-sel itu bekerja menurut suatu rencana tertentu. Ini sebuah contoh lain keajaiban penciptaan yang terjadi di dalam tubuh manusia.
Seperti ketika estrogen bertemu sel telur, molekul progesteron menyebabkan persiapan tertentu dilakukan ketika mencapai rahim. Di satu sudut pandang, progesteron meningkatkan kekuatan estrogen.
Progesteron juga mempengaruhi indung telur dengan mencegah dilepaskannya sel telur baru. Jika tidak, saat embrio sedang bekembang di dalam rahim ibu, sel telur kedua akan terbuahi sehingga membahayakan embrio tersebut dan sang ibu.
|
Susunan indung telur tempat hormon seksual wanita dihasilkan. |
Fungsi khusus lainnya progesteron adalah menghilangkan pengaruh hormon oksitosin yang dilepaskan oleh kelenjar pituiteri. Sebagaimana telah kita tinjau, oksitosin adalah hormon yang bekerja ketika waktu kelahiran mendekat dan memastikan bahwa otot-otot rahim akan menegang. Sebagai hasil ketegangan ini, bayi lebih mudah keluar dari rahim ibu.
Jika oksitosin mempengaruhi rahim pada hari-hari pertama pembuahan, otot-otot ini akan mengeluarkan telur yang telah dibuahi saat melekat ke dinding rahim, dan kehamilan tak akan pernah terjadi. Progesteron bekerja pada tahap ini dan menghambat pengaruh oksitosin, mencegah pengeluaran telur yang telah dibuahi. Progesteron dirancang secara menakjubkan untuk melawan pengaruh oksitosin.
Sebuah diagram yang menunjukkan susunan sistem hormon pada perempuan . Dengan pelepasan FSH dan LH dari hipotalamus, sistem hormon dihidupkan. Estrogen dan progesteron yang dilepaskan sebagai hasilnya menyebabkan seseorang menjadi perempuan
Perencanaan ini menunjukkan adanya kecerdasan yang melakukan perencanaan. Dan, untuk menjalankan rencana ini, kecerdasan ini harus mengetahui secara rinci seluruh tubuh manusia. sehingga menciptakan keselarasan ideal dalam mekanisme progesteron-oksitosin.
|
Telur dewasa dikeluarkan dari indung telur ke arah saluran telur (1). Telur maju melalui saluran itu (2-3-4), dan mencapai rahim tempat telur menempel ke dindingnya (5-6) |
Saat mencapai dinding rahim dan mulai tumbuh di sana, sel telur yang telah dibuahi menjadi benda asing bagi tubuh ibu. Tak ayal lagi, sel-sel kekebalan di dalam tubuh ibu akan menyerang sekelompok sel ini saat berkembangbiak. Serangan ini akan mengakhiri hidup bayi bahkan sebelum mulai dan kehamilan tak akan pernah terjadi.
Tetapi, progesteron mencegah agar sel-sel sistem kekebalan tak menyerang zigot di dinding rahim. Di samping fungsi-fungsi lainnya, progesteron juga melindungi perkembangan sekelompok sel agar tidak diserang.
Seperti telah dicatat, pelepasan progesteron terjadi di paruh kedua daur empat-mingguan. Jika pembuahan tak terjadi dalam rentang waktu ini, jumlah progesteron dan estrogen di dalam darah menurun cepat karena tak lagi diperlukan untuk membuat persiapan-persiapan bagi seorang manusia baru. Semua yang telah disiapkan ini (pembuluh kapiler di dinding rahim yang telah dilipatgandakan untuk memberi makan telur yang telah dibuahi) dikeluarkan dari tubuh lewat proses haid (menstruasi).
Pelepasan hormon FSH empat minggu kemudian di dalam kelenjar pituitari berhubungan dengan sebuah sel telur baru yang mulai masak dalam indung telur, dan daur baru persiapan empat-mingguan dimulai.
HORMON DALAM KEHAMILAN DAN PENGARUHNYA
Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan.
Berikut ini adalah beberapa hormon yang diproduksi selama kehamilan, berikut fungsi dan dampak yang dihasilkan, yaitu:
- Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif.
Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).
- Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)
Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara, serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
- Hormon Kehamilan Relaxin
Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim dan merelaksasikan sendi panggul
Dampak
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi
- Hormon Kehamilan - Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.
Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.
- Hormon Kehamilan - Progesteron
Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.
Dampak
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah seks selama hamil.
- Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)
Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit
Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra)
- Hormon oksitosin
Merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan.
Dampak
Menimbulkan rasa mules bila otot uterus berkontraksi.
B A B III
KELUHAN PADA IBU HAMIL SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN HORMONAL
A. Masalah pada Triwulan I dan Mengatasinya
1. Nyeri Ulu Hati
Penyebab : peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga motilitas otot polos gastro intestinal menurun (GI), asam lambung > menyebabkan ulcus dan nyeri ulu hati.
Penanganannya:
- Hindari makanan keras yang susah dicerna
- Makan dengan porsi kecil 5 – 6 kali sehari
- Hindari makanan yang merangsang, seperti pedas, lemak dan mengandung gas
- Dapat juga diberikan vit. B kompleks, sedative, kalau perlu
2. Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan akibat dari perubahan hormonal, rasa mual dan muntah ini dapat kita jumpai pada 50-70% kehamilan.
Penanganannya :
- Hindari perut kosong atau perut dalam keadaan kenyang
- Hindari rangsangan berupa bau-bauan
- Hentikan kebiasaan merokok
- Makan makanan kering yang mengandung RH sebelum bangun dari tempat tidur dan tetap di tempat tidur hingga tenang.
3. Mengidam
Peningkatan intake kalori karena perubahan psikologis selama kehamilan. Mengidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.
Penangannya :
- Berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Berikan pengawasan pada klien untuk jenis makanan yang tidak merugikan secara ketat
- Berikan intake protein
- Berikan suplai zat besi dan vitamin
- Konseling ke ahli gizi
- Konseling kebutuhan emosional jika perlu
4. Gangguan kencing
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin sering kencing. Ini terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, selain itu juga dipengaruhi oleh hormon Aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah.
Penangannya :
- Kurangi minum waktu akan tidur, agar istirahat tidak terganggu
- Kegel exercise otot pubis
- Bila ada keluhan saat BAK tujuk ke dokter, gunakan pembalut kalau perlu
-Tentramkan hati ibu dengan memberi penjelasan bahwa keadaan ini adalah fisiologis.
5. Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami oleh ibu hamil, disebabkan oleh otot tractus digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan motilitas sel. Cerna berkurang. Kateron lebih lama di usus, absorbsi air meningkat, dan pengeringan dari faeces, terjadi penekanan uterus terhadap colon dan rectum.
Penangannya :
- Berikan minum ± 6 gelas sehari
- Diet mengandung tinggi serat
- Exercise ringan
- Tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung laxatif
- Berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami
6. Epulis
Hypertropi dan hyperemis pada gusi sampai dengan meningkatnya estrogen.
Penangananya :
- Berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada setiap kehamilan akan berhenti secara spontan sebelum melahirkan.
- Perawatan gigi dan mulut yang baik, gunakan sikat yang lembut dan kumur air hangat.
- Mengontrol gigi dengan teratur
- Makanan yang seimbang, peemasukan buah-buahan segar dan cairan
- Potong makanan yang keras dalam bentuk yang kecil
- Merujuk klien dengan gangguan gigi serius.
7. Varices
Timbulnya varices dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam masa kehamilan ditambah oleh faktor hormonal juga adanya bendungan vena dalam panggul.
Penangananya :
- Hindari bekerja sambil berdiri terlalu lama
- Hindari pakaian yang terlalu ketat
- Waktu istirahat kaki hendaknya ditinggikan dan tungkai jangan digantung
- Gunakan stoking
8. Flour Albus Meningkat
Karena serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron maka menjadi hypertropi dan hiperaktif mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis dan sering tidak menimbulkan keluhan.
Penangananya :
- Jaga kebersihan vulva dan pakaian dalam
- Gunakan pembalut wanita
- Rujuk ke dokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan menyebabkan rasa gatal
9. Mudah Lelah, Malaise, Fatique
Tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya peningkatan estrogen dan progesteron, peningkatan HCG dan intake nutrisi yang kurang.
Penangananya :
- Cegah terjadinya anemi
- Istirahat yang cukup
- Intake nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia
10. Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri
Penyebabnya karena hipertropi kelenjar mammae dan peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu yang disebabkan oleh stimulasi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone)
Penangananya :
- Sokong dengan BH ibu hamil dengan lapisan yang empuk untuk menahan payudara
- Bersihkan areola dan putting susu dengan air hangat, baby oil dan keringkan.
B. Masalah Ibu Hamil Pada Trimester II
1. Kram otot
Penyebab :
- Karena tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah oleh uterus yang besar
- Faktor yang memperberat pencapaian sirkulasi perifer kurang
- Penyerapan kalsium oleh janin meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi
2. Anemia
Penyebab : kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid, hemoglobinopati.
Penanganan :
- Kolaborasi untuk mendapatkan SF dan vit C
- Konsul tentang pemberian diet
- Beri nutrisi yang adekuat
- Istirahat yang cukup
3. Perubahan Libido
Penyebab : pengaruh antara psikologis, hormonal dan perubahan emosi
Penanganan :
- Anjurkan klien dan pasangannya
- Komunikasi yang baik dengan pasangannya
- Kasih sayang, kontak fisik yang dilakukan dialihkan ke kontak psikis.
4. Pruritus
Penyebab : belum diketahio secara pasti
Penanganan :
- Pastikan kuku wanita hamil, pendek dan bersih untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru
- Oleskan air hangat atau lotion
5. Hiperpigmentasi, jerawat
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitari anterior) biasanya akan hilang pada masa nifas.
Penanganan :
- Kuku hendaknya pendek dan bersih
- Ciptakan suasana yang nyaman
C. Masalah Ibu Hamil Pada Trimester Tiga
1. Haemoroid
Penyebab :
- Pelebaran vena dari anus
- Hemoroid dapat bertambah besar dalam kehamilan karena adanya kongesti darrah dalam rongga panggul
- Relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahannya gumpalan
Penanganan :
- Hindari konstipasi
- Beri rendam duduk hangat/dingin
- Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid ke dalam anus dengan pelan-pelan
- Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi
- Olesi jeli ke dalam rectum sesudah defekasi
- Usahakan BAB yang teratur
- Beri kompres dingin kalau perlu
- Ajarkan klien tidur dengan posisi knee chest 15 menit/hari
- Ajarkan kegel exercise untuk mengutamakan perineum dan mencegah hemoroid
- Konsul ke dokter sebelum menggunakan obat hemoroid.
2. Obstipasi
Sama dengan TM II
3. Sering kencing
4. Pruritis
5. Gangguan Pernapasan
Nafas dangkal terjadi pada 50% wanita hamil, ekspansi diafgrama terbatas karena pembesaran uterus, dimana rahim membesar mendesak diafragma ke atas
Penanganan :
- Latihan nafas melalui senam hamil
- Tidur dengan bantal yang tinggi
- Makan tidak terlalu banyak
- Hentikan merokok
- Konsul ke dokter bila ada kelainan asma dll
- Berikan penjelasan bahwa hal ini akan hilang setelah melahirkan
6. Oedema
Penyebab :
- Peningkatan sodium yang banyak dan meningkatnya permeabilitas kapiler sehubungan dengan peningkatan hormon estrogen
- Peningkatan tekanan vena
- Penurunan vena kembali ke struktur awal
- Varices vena dengan kongesti
- Defisiensi diet protein
- Peningkatan diet sodium
Penanganan :
- Meningkatkan periode istirahat, berbaring pada posisi miring kiri
- Tingkatkan kaki bila duduk, pakai stoking
- Tingkatkan intake protein
- Menurunkan intake KH selama mereka meretensi cairan di jaringan
- Minum 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu diuresis natural
- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda toxemia, pre kelampsi, oedema, kelebihan BB, sakit kepala, pandangan kabur, penurunan urine output.
7. Perubahan libido
Penyebab :
- Wanita mungkin mengalami sakit ulu hati dan gangguan pencernaan. Mungkin juga hemoroid atau hal lain yang mengurangi nafsu seksual
- Kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan tuanya kehamilan mungkin terjadi pada trimester 3, seperti kurang tidur dan ketegangan
- Rasa letih yang berlebihan disebabkan perubahan hormon yang dapat mengurangi daya tarik seksual
- Rasa takut menyebabkan kecemasan yang dapat menyebabkan pasangan menghindari, mengekspresikan hubungan seksual.
- Bila ada kehamilan yang lalu pernah mengalami perdarahan yang berulang maka aktifitas seksual dipandang sebagai ancaman terhadap janin
- Nyeri waktu coitus disebabkan karena uterus terdorong ke bawah
- Pengaruh janin menimbulkan penurunan seksual
Penanganan :
- Menjelaskan dan memberikan support pada ibu maupun suami bahas perubahan atau masalah seksual selama kehamilan adalah normal dan dapat disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan psikologis
- Diharapkan keluarga ibu dan suami menerima hal ini
- Jelaskan pada ibu dan suaminya bahwa kehamilan muda atau tua jangan melakukan hubungan seksual dalam frekuensi yang sering
- Jelaskan pada keluarga perlu pendekatan memberikan kasih sayang pada istri untuk mengalihkan rangsangan seksual secara fisik menjadi kontak psikis.
DAFTAR PUSTAKA
- Intimate Universe, British Broadcasting Corporation - The Learning Channel Co-Production Video, 1998
- Rasyonel Tedavi Yonunden Tibbi Farmakoloji (Medical Pharmacology According to Rational Treatment), h. 2751
- Rasyonel Tedavi Yonunden Tibbi Farmakoloji (Medical Pharmacology According to Rational Treatment), h. 2723
- Ic Hastaliklari (Internal Diseases), h. 369
- Rasyonel Tedavi Yonunden Tibbi Farmakoloji (Medical Pharmacology According to Rational Treatment), h. 2750
- Rasyonel Tedavi Yonunden Tibbi Farmakoloji (Medical Pharmacology According to Rational Treatment), h. 2750
- Rasyonel Tedavi Yonunden Tibbi Farmakoloji (Medical Pharmacology According to Rational Treatment), h. 2750
- Ic Hastaliklari (Internal Diseases), h. 392
No comments:
Post a Comment